Terima Kunjungan BMK, Gus Sholah: Secara Kultural dan Struktural Tak Ada Pertentangan di NU

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Pimpinan Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang, KH. Sholahuddin Wahid berharap Barisan Muda Khittoh (BMK) ikut berperan dalam menyampaikan pemikiran Nahdlatul Ulama (NU) yang murni ke pengurus di setiap wilayah. Hal itu diungkapkan oleh Gus Sholah, sapaan akrabnya saat menerima rombongan BMK yang dikoordinir Ustadz Faisol Muslih dan Ustatdz Ahmad Tavip Budiman di kediamannya di Jakarta Selatan, Sabtu (4/1). Dan dalam dialog ini bertindak sebagai moderator yakni Ustadz Faisal Haq.

Menurut Gus Sholah, sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia, keterlibatan NU dalam politik perlu dibatasi. Gus Sholah pun menegaskan, NU secara kultural dan struktural tidak ada pertentangan. Itulah mengapa, Gus Sholah meminta NU tidak dijadikan alat politik apalagi dikait-kaitkan dengan permainan uang. "Jangan sampai ajaran KH. Hasyim Asy'ari (pendiri NU) diselewengkan atau disalahgunakan untuk kepentungan tertentu," terang Gus Sholah.

Pada kesempatan itu, Gus Sholah berpesan kepada BMK agar bisa mengamalkan ilmu dan ahlaknya dengan baik. Serta jangan belajar ilmu agama dengan orientasi uang, kedudukan dan ketenaran. "NU harus diselamatkan kalau mau menyelamatkan Indonesia. NU harus merangkul organisasi Islam yang lain dalam wujud Ukhuwah Islamiyyah," papar Gus Sholah.

Gus Sholah tak ingin ada kesan membenturkan Islam dengan negara. "Jangan juga terlalu cepat menuduh seseorang radikal karena berbeda pemahaman pada sesuatu hal. Misalnya, tidak selamanya pendapat Gus Dur benar. Makanya jangan ditelan mentah-mentah kalau tidak paham maknanya. Soal perbedaan pendapat, itu sah-sah saja," katanya.

Kunjungan rombongan BMK ke kediaman Gus Sholah sendiri selain silaturrahim, mereka ingin meminta masukan dari Gus Sholah tentang NU dan perkembangannya saat ini. (eg)